Wanita Yang Tegar dan Setia
ahulu
kala
di tanah Moab, hiduplah seorang gadis muda nan cantik jelita bernama
Ruth. Ia menikah dengan seorang pemuda tampan bernama Mahlon. Mereka
tinggal
bersama Naomi ibunda Mahlon. Sementara Kilyon putra sulung Naomi, dan
Orpa istrinya, tinggal berdekatan dengan rumah mereka. Tahun-tahun
mereka
lalui dengan penuh kebahagiaan. Ruth dan Mahlon tidak di karuniai anak,
Namun ia tetap bersyukur dan menikmati kehidupan pernikahan bersama
suaminya
itu.
Jauh sebelumnya,
Elimelekh suami Naomi membwa seluruh keluarganya mengungsi ke tanah Moab dan
menetap disana, karena pada waktu itu terjadi kelaparan yang sangat hebat di
tanah Yehuda.
Singkat cerita, kedua
anak lelaki Naomi meninggal karena sakit. Naomi sangat berduka, Rut dan Orpa pun kehilangan suami
yang mereka cintai. selain itu mereka cemas akan kelangsungan hidup mereka
kedepan tanpa orang-orang yang mereka kasihi itu karena penguasa pada saat itu
melarang keras wanita untuk bekerja. Lalu tersiarlah kabar bahwa kelaparan di
tanah Yehuda telah berakhir. Naomi yang sudah sangat rindu untuk kembali ke
kampung halamannya pun mendengar kabar itu dan segera berkemas bersama kedua
menantunya. Lalu berangkatlah mereka dari tempat kediamannya. Sementara mereka
dalam perjalanan, naomi berkata kepada kedua menantunya itu, "Kalau kalian
mau, aku mengizinkan kalian untuk kembali pulang ke rumah orang tua
kalian." kata naomi sambil menghela napasnya. "Sewaktu anak-anakku
masih hidup, kalian sangat mengasihi mereka, dan kalian juga sangat
mengasihi ibu, Sekarang, suami kalian itu sudah tiada, kalian berhak
mendapat seorang suami yang mencintai dan menyayangi kalian." Lalu naomi
berpaling dan menciumserta merangkul kedua menantunya itu. Keduanya pun
menangis tersedu-sedu lalu berkata pada Naomi ," Tidak bu! Kami akan tetap
ikut pulang bersama-sama, ke tempat dimana ibu tinggal,...!!"Naomi pun
menatap mereka dan berkata,"anak-anakku, apalagi yang kalian harapkan dari
wanita tua seperti ibu ini? kalaupun ibu menikah lagi dan punya anak-anak
lelaki, apa iya kalian mau menahan diri untuk tidak menikah, dan menunggu
sampai mereka dewasa? bagaimanapun kalian jauh lebih beruntung daripada
ibu." kata Naomi sambil tersenyum kecil. Namun airmata Ruth
dan Orpa kembali jatuh seolah berat berpisah dengan ibu mertua yang sangat
mereka kasihi itu.